UNIKNYA PASAR PAPRINGAN TEMANGGUNG

Hari ini saya menemukan Pasar Papringan di Facebook. Dan sekali mengunjungi page-nya, saya langsung jatuh cinta pada konsep kembali harmonis dengan alam demi revitalisasi desa yang diusung penggagas pasar unik ini. Keren! Saat melihat foto-fotonya, alam bawah sadar saya tergiring ke masa-masa waktu saya kecil, bermain bersama teman-teman di bawah bambu-bambu yang tumbuh lebat di belakang rumah. 
Masih jelas di ingatan saya, di bawah daun-daun bambu yang rindang persis seperti di Pasar Papringan itu, kami anak-anak lelaki maupun perempuan bermain bersama, main prau gethek yang kami bangun dengan pohon kelapa yang baru saja ditebang. Sisa batang kelapa yang masih utuh bulat (glugu) kami pakai sebagai roda slidernya, kemudian di atasnya kami taruh "usuk-usuk" yang dari glugu juga. Kemudian kami naik di atasnya. Lalu dengan sebatang galah bambu, seorang anak laki-laki yang bertubuh paling tambun mengemudikan "perahu" itu meluncur ke kanan dan ke kiri.

Kebun bambu siap disulap menjadi pasar.
Kebun bambu
Hmmm, sementara itu, anak-anak perempuan sibuk membuat kue yang berbahan adonan tanah dan air. Mereka cetak motif capnya dengan batang daun pisang yang diiris simetris. Kemudian mereka keringkan dengan terik matahari, setelah kering, kue pun jadi. (Proses pembuatan kue yang lebih lama melibatkan pembakaran juga, supaya terlihat merah maroon cantik). Uang yang kami pakai biasanya kami pakai daun bunga wora-wari bang yang jadi pagar pembatas antar pekarangan penduduk desa. Mungkin daun ini terpilih karena sifatnya yang lentur dan halus permukaannya, juga tahan layu seharian. Itu perkiraan saja, saya tak yakin apa yang ada dalam benak kami waktu menyepakatinya sebagai alat tukar. Lembar daun ukuran kecil bernominal kecil, yang paling besar (agak langka dan banyak diburu) bernominal besar. Mereka juga menjual ikan dari lapisan batang pisang yang diiris bentuk ikan, di samping juga perhisan kalung dari batang daun ketela pohon dan mahkota dari daun nangka. Tak pernah saya sangka, pasar masa kecil ini benar-benar diwujudkan oleh orang-orang kreatif di Temanggung!
Kebun bambu siap disulap jadi pasar.

Pasar Papringan Temanggung

Pasar ini dibangun di Banaran, Kelingan, Desa Caruban, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dan baru dibuka pertama kalinya untuk umum baru pada hari Minggu, 10 Januari 2016 kemarin. Menyewa 1.600 m2 milik tiga orang warga, penggagasnya mewujudkan konsep Pasar Papringan yang berlokasi di tengah kebun bambu, mungkin pertama di dunia. Harapannya, jika sudah stabil ke depan pemilik lapak yang ada di sana akan meneruskan sewanya.

Trasah dan Trisik, Dua Kearifan Lokal yang dipadu dengan Kekuatan Alam Kebun Bambu

Selain memanfaatkan kekuatan alam kebun bambu, Pasar Papringan kembali menerapkan kearifan lokal yang sudah banyak ditinggalkan, trasah dan trisik. Dua kosakata yang hampir hilang dari memori saya ini diangkat kembali untuk membangun Pasar Papringan ini. Trasah adalah lantai yang tersusun dari batu-batu. Mengambil bidangnya yang paling rata sebagai permukaan lantai, kita susun batu-batu itu di dalam tanah (paved stone). Lantai trasah adalah kompromi kebutuhan manusia dengan alam. Manusia butuh jalan yang tidak becek, tetapi berharap alam tetap dapat menyerap air dengan baik. Trasah solusinya. Maka dibuatlah jalan-jalan dan selokan Pasar Papringan dengan desain trasah, satu kearifan lokal yang telah dilakukan oleh para penduduk desa, jauh sebelum beton berdaya serap air ditemukan.
Satu lagi adalah trisik, pagar sederhana yang terbuat dari bilahan-bilahan bambu kecil yang ditancapkan di tanah membantuk anyaman saling silang (anjang-anjang). Karya sederhana ini adalah salah satu kearifan lokal yang tercipta dari desa. Jika orang luar negeri sana punya "keep off the grass" atau "no trespassing" dengan pagar berduri yang tinggi, penduduk desa punya trisik yang hanya sebatas lutut hingga pinggang untuk menandai area tertentu. Jika penduduk desa melihatnya, mereka semua sudah paham bahwa area tersebut tidak boleh dilintasi.

Proses pembuatan trasah untuk area Pasar Papringan
Proses pembuatan trasah untuk area Pasar Papringan
Trasah dan trisik, dua kearifan lokal yang diterapkan di Pasar Papringan
Trasah dan trisik, dua kearifan lokal yang diterapkan di Pasar Papringan demi revitalisasi desa Caruban.
drainase Pasar Papringan
Diguyur hujan deras, drainase Pasar Papringan berfungsi dengan baik.

Pasar Papringan, Kebun Bambu Disulap Jadi Pasar
Pasar Papringan, Kembali Harmonis dengan Alam demi Revitalisasi Desa.

Mata Uang Khusus Pasar Papringan

Keunikan Pasar Papringan yang lain adalah memiliki alat tukar tersendiri. Mata uangnya adalah Pring, berbentuk koin yang didesain dari bambu dengan nominal tertentu. Nilai tukar Pring adalah 1 Pring sama dengan 1000 rupiah.
Mata uang pring alat tukar Pasar Papringan
Mata uang pring dipakai sebagai alat tukar di Pasar Papringan.

 

Siapa Penggagas Pasar Papringan Temanggung

Inisiatornya adalah Spedagi. Spedagi berasal dari kata ‘sepeda pagi’. Komunitas ini berawal dari kegiatan bersepeda bersama keluarga di jalan pedesaan yang dilakukan oleh Singgih S. Kartono, seorang alumnus Desain Produk ITB yang terkenal dengan produk Magno-nya. Tak disangkanya, kegiatan yang awalnya hanya untuk membakar kolesterol ini menuntunnya menemukan cara unik dalam memberdayakan desanya.
Singgih S. Kartono, desainer dan founder Spedagi
Kegiatan bersepedanya ternyata menarik masyarakat kota ataupun masyarakat dari luar negeri untuk datang ke desa, terutama ketika dia kemudian mengembangkan sepeda bambu Spedagi. Singgih melihat kegiatan tersebut berpotensi untuk dikembangkan menjadi kegiatan wisata sepeda. Spedagi kemudia dia konsep menjadi ikon komunitas wisata sepeda yang mandiri dan lestari untuk revitalisasi desa, mengajak masyarakat kembali ke desa dan membangunannya demi kehidupan bumi yang berkelanjutan.
Singgih tidak ingin para pendatang ini hanya ‘menikmati’ desa, namun mereka ikut juga menyumbangkan tenaga dan pikirannya sehingga desa mampu berkembang sesuai dengan potensi besar yang dimilikinya.
Dari tanggal 16 Maret sampai dengan tanggal 21 Maret 2014, Spedagi bekerja sama dengan International Conference of Design for Sustainability dari Jepang menyelenggarakan The 1st International Conference on Village Revitalization. Kegiatan yang berlokasi di kebun bambu yang kini  menjadi Pasar Papringan itu mengambil tema "Saatnya Kembali ke Desa", meliputi ekskursi, diskusi, workshop, presentasi, seminar dan bike tour dengan sepeda bambu dan menginap di homestay unik. Singgih yakin keunikan sepeda bambu, keindahan alam desa, dan kenangan akan desa sesungguhnya adalah “magnet besar" yang bisa menarik orang untuk datang kembali ke desa. Dari situlah akhirnya konsep Pasar Papringan ini terbit dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat seperti terlihat di fan page Pasar Papringan.

Pasar Papringan ini buka setiap Minggu Wage (jatuh 35 hari sekali). Maka untuk jadwal selanjutnya Pasar akan buka kali keduanya jatuh pada tanggal 14 Februari 2016, dan ketiganya pada 20 Maret 2016. Selama tidak digunakan untuk kegiatan pasar, kebun bambu yang ruang-ruang di antaranya diolah supaya dapat menjadi area publik yang mendukung berbagai kegiatan masyarakat desa. Harapannya, masyarakat desa tidak lagi menganggap papringan sebagai tempat yang gelap, lembab, dan kotor, tapi tempat yang bersih dan nyaman digunakan untuk berbagai aktivitas desa sehari-hari.

Anda dapat menghubungi Pasar Papringan di nomor kontak: 0852-2819-8669

sumber : http://www.tukarcerita.com/2016/01/pasar-papringan-kebun-bambu-disulap.html
DESA WISATA SAMIRAN, NUANSA PEDESAAN DI KAKI GUNUNG

DESA WISATA SAMIRAN, NUANSA PEDESAAN DI KAKI GUNUNG

Desa Wisata Samiran yang terletak di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali merupakan salah satu Desa Wisata yang berada di kaki Gunung Merapi dan Merbabu. Udara yang sejuk, kehidupan masyarakatnya yang ramah, seni tradisi yang masih tetap dipertahankan dan pertanian yang berkembang menjadikan desa ini sebagai desa wisata unggulan di daerah Solo Raya.
Desa Wisata Samiran hadir dengan konsep Community Based Tourism Development (Pengembangan Pariwisata Berbasis Kemasyarakatan ) dimana masyarakat terlibat secara langsung dalam mengelola pariwisata di desanya. Nuansa gotong royong yang masih kental, semakin memperkaya potensi wisata pedesaan dengan karakter pegunungan yang menawarkan udara yang sejuk, alami serta kearifan lokal yang kuat.

wisata samiran selo boyolali
Acara Outbond di Desa Wisata Samiran

Di Desa Wisaata Samiran hingga saat ini memiliki 60 kelompok kesenian tradisional, kesenian-kesenian inilah yang akan menjadi suguhan perdana jika Anda berwisata ke desa ini. Ada Jelantur, Reog dan Topeng ireng akan menyambut kedatangan para wisatawan yang selanjutnya disuguhi berbagai macam menu kuliner tradisional seperti Jadah, Tempe Bacem, Susu Murni khas Boyolali dan lain-lain.
Daerah Selo Boyolali sejak dulu memang dikenal sebagai pemasok sayur-sayuran ke bernagai pasar tradisional di Solo Raya. Oleh para warga sayuran ini juga dimanfaatkan untuk melayani para wisatawan yangg membutuhkan perawatan wajah, kulit dan rambut yang menggunakan bahan-bahan sayur organik lokal. Fasilitas yang ada di Desa Wisata samiran ini juga cukup lengkap, mulai dari Homstay di rumah penduduk, instruktur outbond, pemandu wisata yang berasal dari penduduk lokal, bahkan asuransi.
Beberapa paket wisata di Desa Wisata Samiran juga cukup banyak, sangat cocok jika ingin menghilangkan penat karena rutinitas bekerja, apalagi jika berkunjung secara berkelompok.
Kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan ketika berwisata ke Desa Wisata Samiran ini diantaranya Live-in dengan penduduk lokal, Soft tracking/tracking ke Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, Permainan Outbond, Wisata Edukasi ( Belajar Tari Reog, Gamelan, Menanam Sayur / Buah ), Wisata Petik Sayur Organik, Wisata Petik Strawberry/Kesemek ( musiman), Wisata Perah Susu Sapi/Kambing Etawa/Domba, Wisata Peternakan Kelinci Hias, Wisata Kerajinan Tembaga/Kuningan, Flying Fox dan Nonton di Merapi Theater serta menikmati Gunung Merbabu dan Merapi melalui Gardu Pandang “New Selo“ dan UGA (Unit Gunung Api)

sumber : http://kesolo.com/desa-wisata-samiran-nuansa-pedesaan-di-kaki-gunung/

WISATA DESA BUDAYA PAMPANG SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

Desa Pampang merupakan sebuah desa budaya yang terletak di Sungai Siring, Kota Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur yang merupakan objek wisata andalan dari kota Samarinda. Sejarah dari desa Pampang ini bermula dari Sekitar tahun 1960-an, Pada waktu itu Suku Dayak Apokayan dan Kenyah berdomisil di wilayah Kutai Barat dan Malinau, yang kemudian hijrah karena tidak mau bergabung atau tidak ingin ikut ke dalam wilayah Malaysia dengan motif dan harapan taraf pendapatan atau ekonomi yang menjanjikan. Rasa nasionalisme mereka inilah yang kemudian membuat mereka memilih tinggal dan tetap bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kemudian Mereka menempuh perjalanan panjang dan berpindah-pindah selama bertahun-tahun, hanya dengan berjalan menggunakan kedua kaki. Untuk bertahan hidup, mereka singgah di tempat-tempat yang di lewatinya dan kemudian berladang. Kehidupan mereka terus saja berpindah-pindah untuk berladang. Sehingga akhirnya mereka sampai di kawasan Pampang. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk hidup di Desa Pampang dan melakukan berbagai kegiatan masyarakat, seperti bergotong-royong, merayakan natal, dan panen raya bersama-sama.
Desa Budaya Pampang
Desa Budaya Pampang
Image Credit : Wisatanews.com
Desa Pampang kemudian diresmikan sebagai desa budaya pada bulan Juni tahun 1991 oleh Gubernur Kalimantan Timur HM Ardans. Karena Pemerintah merasa sangat antusias dengan desa budaya ini yang memiliki kegiatan positif dan bisa menjadi aset wisata unggulan baik di tingkat wisata lokal bahkan sampai menuju ke mancanegara.
Setiap tahunnya, di desa Pampang digelar acara untuk memperingati hari ulang tahun, yang disebut dengan nama Pelas Tahun.
Satu lagi ritual yang hingga kini masih tetap dilestarikan adalah upacara Junan. Upacara Junan merupakan tradisi yang sudah berumur ratusan tahun, namun hingga sekarang masih tetap dilaksanakan. Junan adalah ritual yang mengambil gula dari batang tebu dengan cara diperas menggunakan kayu ulin.

Melewati desa ini, pemerintah berharap desa ini bisa terus untuk memelihara dan melestarikan adat istiadat dan kebudayaan masyarakat Dayak. Desa Budaya Pampang, kini sering dikunjungi oleh tamu-tamu VIP yang datang menuju Kalimantan Timur baik itu turis lokal dan turis dari mancanegara.
Turis dan para pengunjung yang merasa penasaran ingin melihat langsung eksotisme budaya desa Pampang, adat istiadat dan sosok masyarakat Dayak, yang memang sudah terkenal di dunia.
Selain itu, pemerintah juga mendukung agar warga Masyarakat Dayak yang menghuni Desa Pampang untuk bisa mengembangkan potensi-potensi lainnya, contohnya membuat cindera mata seperti manik-manik dan sejenisnya.
Desa Budaya Pampang Samarinda
Desa Budaya Pampang Samarinda
Image credit : farm3.static.flickr.com

Jika Anda sering bepergian ke Samarinda, Kalimantan Timur. Mungkin pernah berkunjung ke Desa Budaya Pampang, sekalipun anda belum pernah mengunjunginya meski sering ke Kota Samarinda.
Desa Budaya Pampang terletak sekitar 20 km dari Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Desa ini ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya yang memperlihatkan kesenian serta kebudayaan  oleh Pemerintah Daerah, dan menjadi tempat tinggal masyarakat suku Dayak Kenyah.
Ketika Anda berkunjung ke kawasan tersebut, Anda akan menemukan kuatnya tradisi dan nilai-nalai yang di pegang oleh masyarakatnya.

Beragam kegiatan yang selalu menjadi agenda aktivitas masyarakat Desa Budaya pampang ini, Setiap Minggu, masyarakat Dayak Kenyah di Desa Pampang selalu menggelar pertunjukan budayaseperti Kancet Lasan, Kancet Punan, Kancet Nyelama Sakai, Enggang Terbang, Manyam Tali, dan masih banyak lagi.
Biasanya lokasi pertunjukan tersebut dilaksanakan di bangunan Lamin Adat "rumah adat suku Dayak", Bangunan Lamin yang megah dan penuh dengan ukiran-ukiran khas Dayak akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Anda yang ingin datang untuk berkunjung.

Untuk Anda yang mungkin berniat mengunjungi Desa Budaya Pampang, Anda dapat berangkat dari Kota Samarinda atau Kota Bontang. Dari Samarinda, perjalanan ke desa ini dapat ditempuh sekitar 40 menit.
Sedangkan dari Bontang, Anda akan memerlukan waktu lebih banyak, kurang lebih 2 jam perjalanan melewati jalan raya Samarinda-Bontang.

sumber : http://www.ragamtempatwisata.com/2013/03/wisata-desa-budaya-pampang-samarinda.html
TEMPAT WISATA MENARIK DESA WISATA CANDIREJO

TEMPAT WISATA MENARIK DESA WISATA CANDIREJO

Ingin liburan ke tempat wisata yang memiliki kampung jawa nan eksotik maka tempat wisata paling direkomendasikan di Jawa Tengah adalah Desa Wisata Candirejo. Desa ini letaknya cukup dekat dari Borobudur, jadi bila salah satu tujuan Anda adalah Candi Borobudur, maka tambahkan desa wisata ini sebagai wisata eksotik selanjutnya.
Gambar Foto Paket Wisata Desa Wisata CandirejoNama desa ini dambil dari kata Candighra namun perlahan-lahan mengalami perubahan hingga menjadi Candirejo yang artinya adalah batu (candi) subur (rejo). Dengan kata lain, desa ini tetap subur meskipun memiliki banyak bebatuan. Desa ini berada dekat dengan Candi Borobudur, kurang lebih 3 kilometer jaraknya dan berbatasan pula dengan Desa Kesongo, Desa Pulutan, Jombor serta Rawa Pening dan masih banyak lagi.

Wisata alam Desa Wisata Candirejo

Desa ini menawarkan keindahan wisata alam yang eksotik, indah dan belum terjamah dengan pembangunan perkotaan yang modern ini selalu dilakukan di kota-kota besar, termasuk di Pulau Jawa. Disaat berkunjung ke desa ini, Anda akan disambut dengan keramahan warganya yang masih mempertahankan nilai-nilai tradisi dan keindahan serta kealamian lingkungan.
Secara tidak langsung, desa ini menjadi tempat yang paling cocok untuk dikunjungi mereka yang terbiasa hidup modern di kota besar sehingga mereka bisa menikmati kesegaran dan keramahtamahan dari desa yang indah dan eksotik.
Simbol Jawa
Desa wisata Candirejo tidak hanya menawarkan keindahan wisata alam yang keren dan eksotik namun juga menawarkan banyak hal menarik, seperti mempelajari sejarah Jawa serta menemukan situs mengagumkan, seperti Watu Tumbak, Tokyo Asin, Watu Kendil, Pabelan, Tempuran Kali Progo.
Sejumlah tradisi Jawa masih hidup dengan sangat baik di desa ini, diantaranya Anda bisa melihat jathilan, nyadran serta kubrosiswo.

Paket wisata Desa Wisata Candirejo

Yang lebih menarik dari desa ini, adanya paket wisata yang ditawarkan sehingga para pengunjung bisa memilih satu atau lebih dari paket wisata yang ditawarkan oleh wisata Candirejo, diantaranya ada Tamasya Keliling Desa, Aktivitas Sungai, Pendidikan Lingkungan, Wisata Bukit Menoreh dan masih banyak lagi.
Naik delman
Gambar Foto Desa Wisata Candirejo MagelangRasakan pengalaman menarik berkeliling desa dengan menaiki delman atau bila ongkosnya tidak mencukupi, berjalan kaki saja. Anda bisa melihat pemandangan alam secara menyeluruh dari atas delman.
Memanen padi
Salah satu kegiatan paling menyenangkan dan ditunggu-tunggu di desa ini adalah kegiatan memanen padi yang biasanya dilakukan di musim panen padi, banyak pengunjung yang sengaja datang ke desa ini untuk bisa melakukan aktivitas ini dari dekat.
Makanan
Tidak akan ada pengunjung yang merasa kelaparan ketika datang ke desa ini, karena di desa tempat wisata Candirejo ada banyak sekali makanan yang tersedia, makanan tradisonal yang pastinya disukai oleh banyak orang, seperti gudeg, pecel, tahu gimbal, babat gongso, lumpia dan masih banyak lagi.

Oleh-oleh Desa Wisata Candirejo

Pulang dari desa, jangan lupa untuk membeli banyak oleh-oleh sebagai kenang-kenangan ketika Anda datang dan berlibur ke desa. Ada banyak oleh-oleh yang direkomendasikan, seperti tas, tikar, hiasan dinding, lukisan, tatakan gelas serta masih banyak lagi, Anda pun bisa melihat proses pembuatannya atau bisa langsung beli di Pasar Desa.

sumber : http://wisatane.com/tempat-wisata-menarik-desa-wisata-candirejo/1401/
14 DESA WISATA MENARIK YANG BISA DIKUNJUNGI DI JOGJA

14 DESA WISATA MENARIK YANG BISA DIKUNJUNGI DI JOGJA

Di Jogja, kita tidak hanya bisa mengunjungi tempat-tempat wisata sejarah dan budaya seperti Candi Prambanan serta Kraton. Untuk mengenal lebih jauh tentang Jogja serta melihat sisi lain di sana, mengunjungi desa wisata bisa menjadi pilihan menarik
Sejatinya, Yogyakarta merupakan propinsi terkecil kedua di Indonesia setelah Jakarta. Namun, kondisi alam di sana cukup majemuk. Ada kawasan pesisir serta pegunungan yang semuanya memiliki pesona yang indah
Terdiri atas satu kotamadya serta empat kabupaten, DI Yogyakarta memiliki cukup banyak desa wisata yang masing-masing memiliki keunikan serta cici khas masing-masing. Yang pasti, mengunjungi desa-desa wisata di Jogja akan membuat kita kenal lebih dekat dengan daerah istimewa ini
Berikut ini adalah beberapa desa wisata yang bisa kamu jelajahi di Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Desa Wisata Tanjung

desa wisata tanjung
Foto: http://www.slemanjogja.com/
Kita mulai dari Sleman. Tepatnya di Donoharjo, Ngaglik. Ada sebuah desa yang telah diresmikan sebagai desa wisata pada tahun 2001 yakni Desa Wisata Tanjung. Desa wisata ini terdiri atas 3 pedukuhan yakni Tanjung, Panasan dan Bantarjo dengan 6 RW dan 11 R. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Di sana, kita bisa mengikuti aktivitas warga lokal yakni menjadi petani. Seru dan memorable
Sebagai sebuah desa wisata, Desa Wisata Tanjung menyajikan suasana tradisional Jawa yang sangat kental. Mulai dari perilaku masyarakatnya hingga benda-benda budaya. Salah satu yang paling mencolok adalah bangunan Rumah Joglo yang konon telah berusia 200 tahun. Desa Wisata Tanjung berada sekitar 5 km ke arah utara dari Monumen Jogja Kembali

2. Desa Wisata Pentingsari

desawisatapentingsari
Foto: http://pamitranrentalmotor.com/
Desa wisata yang satu ini masih di kabupaten Sleman tepatnya di lereng Gunung Merapi. Desa Wisata Pentingsari berada di Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Saat Gunung Merapi sedang bergejolak, desa ini mungkin akan masuk dalam zona berbahaya. Namun, dibalik itu, desa ini memiliki suasana pedesaan yang benar-benar menyegarkan
Sama seperti di Tanjung. Masyarakat di Desa Wisata Pentingsari juga berprofesi sebagai petani. Suasana tradisional juga sangat terasa di desa wisata ini. Beberapa objek menarik yang bisa dikunjungi di desa wisata ini antara lain ancuran Suci Sendangsari serta batu luweng yang menjadi bagian dari perjuangan Pangeran Diponegoro dalam upaya mengusir penjajah

3. Desa Wisata Karang Tengah

desa wisata karang tengah
Foto: http://karangtengah.bantulkab.go.id/
Beralih ke Bantul. Ada sebuah desa wisata yang terkenal dengan jambu mete yakni Desa Wisata Karang Tengah. Desa wisata ini berada di dusun Mojolegi RT 03 Karang Tengah, Imogiri. Sekitar 2 km dari dari Makam Raja Imogiri
Atas saran dari GKR Pembayun Putri Raja Kerton Kasultanan Yogykarta, desa ini mulai ditanami jambu mete sejak tahun 2005. Tanah yang digunakan untuk menanam jambu mete merupakan tanah milik Kraton Jogja dengan luas area sekitar 60 Ha. Di desa ini setiap keluarga diberi tanggung untuk mengolah lahan 2.000 km² untuk ditanami jambu mete
Di desa ini kita juga bisa merasakan pengalaman menanam pohon jambu mete dengan mengiktui paket wisata yang ditawarkan. Ada sejumlah home stay yang bisa kita gunakan untuk bermalam di Desa Wisata Karang Tengah

4. Desa Wisata Nglinggo

nglinggo
Foto: http://beritaegatama.com
Di kabupaten Kulonprogo ada sebuah desa wisata yang berada di dataran tinggi. Nama desa tersebut adalah Desa Wisata Nglinggo. Desa ini terkenal dengan perkebunan tehnya yang menyajikan pemandangan hijau pada ketinggian sekitar 800 mdpl. Desa Wisata Nglinggo berada di Kelurahan Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh. Lokasi desa wisata ini tidak terlalu jauh dari Puncak Suroloyo
Selain terkenal dengan pemandangan indah perkebunan tehnya, di desa wisata ini juga terdapat objek menarik lain yakni sebuah air terjun yang oleh masyarakat dikenal dengan nama Curug Watu Jonggol

5. Desa Wisata Manding

manding
Foto: http://bantulmedia.com/
Manding merupakan pusat kerajinan tangan yang terbuat dari bahan kulit. Di desa wisata ini kamu bisa mendapatkan cendera mata berbahan kulit untuk oleh-oleh. Mulai dari tas, sepatu, dompet hingga jaket kulit
Desa Manding berada di kabupaten Bantul tepatnya Jalan Parangtritis Km 11. Desa ini sudah sejak lama dikenal dengan industri kerajinan kulitnya. Di desa ini banyak terdapat kios-kios yang menjual berbagai kerajinan tangan berbahan kulit

6. Desa Wisata Candran

desa wisata candran
Foto: http://koranyogya.com/
Desa Wisata Candran merupakan sebuah desa wisata bernuansa alam pertanian. Di desa ini para wisatawan bisa ikut bertani secara tradisional. Sangat menyenangkan. Desa wisata ini bahkan terkenal sebagai kampung tani internasional. Banyak turis asing yang senang megunjungi desa wisata yang sebagian besar warganya merupakan petani dan peternak ini
Yang menarik dari Desa Wisata Candran ini adalah keberadaan sebuah museum yang menyimpan berbagai peralatan tani tradisional seperti luku, garu, singkal, kejen, sambilan, lading dan caping serta berbagai peralatan pertanian tradisional lainnya. Jika ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi petani tradisional kita bisa berkunjung ke Desa Wisata Candran yang berada di dusun Mandingan, kelurahan kebonagung, kecamatan Imogiri, Bantul

7. Desa Wisata Kembang Arum

desa wisata kembang arum
Foto: http://liburanjogja.co.id/
Di Sleman, tepatnya desa Donokerto, kecamatan Turi ada sebuah desa wisata yang memiliki nuansa sangat asri. Meski terlihat sederhana, namu suasana di desa ini terlihat sangat rapi. Nama desa wisata ini adalah Desa Wisata Kembang Arum atau biasa disingkat dewikembar
Desa wisata ini dikenal sebagai desa wisata pendidikan. Pembelajaran yang di dapat di tempat ini terutama adalah pendidikan budaya. Bangunan rumah adat Jawa, Joglo tampak mendominasi desa wisata ini. Di desa wisata ini kamu juga bisa melihat berbagai permainan tradisional seperti enggrang, engklek, dakon, gobak dan sodor yang biasanya dimainkan di pendopo desa

8. Desa Wisata Tembi


Foto: http://yogyakarta.panduanwisata.id/
Desa Wisata Tembi merupakan sebuah tempat yang sangat cocok untuk belajar budaya, khususnya budaya Jawa dengan cara yang lebih fun. Lokasi desa wisata ini berada di dusun Tembi Desa Timbulharjo, Kabupaten Bantul
Di Desa Wisata Tembi ini terdapat beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi antara lain galeri batik, sebuah cottage, sebuah restoran unik dan sebuah galeri lukisan. Di desa wisata ini juga ada Museum Rumah Budaya Tembi yang menyimpan berbagai benda bernuansa Jawa seperti keris, tombak, peralatan bertani, peralatan seni membatik hingga gamelan

9. Desa Wisata Kasongan

sby
Foto: https://rentalmobilyogyakarta.net/
Desa wisata yang satu ini mungkin sudah banyak yang tahu. Desa Kasongan yang berada di kabupaten Bantul terkenal dengan industri gerabahnya. Produksi gerabah Kasongan sudah terkenal sejak lama. Penggemar gerabah dari berbagai daerah datang ke Kasongan untuk berbelanja gerabah sebagai barang koleksi
Di desa Kasongan para wisatawan bisa belajar proses pembuatan kerajinan gerabah yang prosesnya ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Detail lokasi Desa Wisata Kasongan berada di Pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. Sekitar 7 km jika ditempuh dari pusat kota Jogja

10. Desa Wisata Banyusumurup

banyusumurup
Foto: http://itakoyakichan.blogspot.com
Jogja sangat identik dengan budaya Jawa. Salah benda yang sangat identik dengan budaya Jawa adalah keris. Senjata ini merupakan senjata tradisional khas Jawa. Ada satu tempat di kabupaten Gunung Kidul yang terkenal sebagai sentra pembuatan aksesoris keris. Tempat tersebut adalah desa Banyusumurup. Desa ini berada di Imogiri, Bantul
Produksi aksesoris keris di desa ini sudah terkenal sejak tahun 1950-an. Adapaun aksesoris-aksesoris yang berhubungan dengan keris yang dibuat di desa ini antara lain warangka (sarung keris) serta pendok (gagang keris)

11. Desa Wisata Trumpon

trumpon2
Foto: https://desawisatasleman.wordpress.com/
Kamu suka buah salak? Jika iya, desa wisata yang satu ini tak boleh terlewatkan saat sedang berada di Jogja. Desa Wisata Trumpon merupakan sebuah desa wisata yang berada di dusun Trumpon, desa Merdikurejo, kecamatan Tempel, kabupaten Sleman. Desa ini terkenal dengan agrowisata salak pondoh. Tidak cuma itu, kamu juga bisa melihat pemandangan Gunung Merapi yang tampak begitu gagah melalui gardu pandang yang tersedia di sana
Di Desa Wisata Trumpon kita tak cuma bisa berkeliling melihat dari dekat pohon salak pondoh. Yang paling penting, kita bisa memetik salak pondoh langsung dari pohonnya dan memakannya langsung. Jika ingin tahu lebih jauh tentang salak, kita juga bisa bertanya-tanya tentang seluk beluk buah salak

12. Desa Wisata Krebet

kerebet
Foto: http://nawaladutawisata.com/
Yang kita tahu selama ini, batik sangat identik dengan fashion. Di Desa Wisata Krebet kita akan menemukan motif batik pada media yang tidak biasa. Bukan kemeja atau kebaya, media yang digunakan untuk melukis batik di sana adalah kayu
Yap, Desa Wisata Krebet sangat terkenal dengan batik kayu. Berbagai barang kerajinan berbahan kayu seperti gelang, topeng, box hingga patung dilukis dengan sangat cantik menggunakan motif batik sehingga memiliki nilai jual yang lebih tingi. Lokasi Desa Wisata Krebet tidak terlalu jauh dari Goa Selarong di kecamatan Kecamatan Pajangan, Bantul

13. Desa Wisata Kebon Agung

kebun agung
Foto: http://yogyakarta.panduanwisata.id/
Untuk yang menyukai suasana persawahan, Desa Wisata Kebun Agung ini juga bisa menjadi pilihan menarik untuk dikunjungi. Di desa wisata ini kita bisa melakukan kegiatan seolah-olah kita adalah warga lokal yang berprofesi sebagai petani. Berbagai kegiatan seperti menanam padi, membajak sawah hingga memanennya bisa kita lakukan disini
Salah satu potensi yang dimiliki desa wisata ini adalah Bendungan Tegal. Bendungan ini membentang di aliran Sungai Opak dan telah ada sejak tahun 1997 namun baru dikembangkan sebagai objek wisata sekitar tahun 2003. Desa Wisata Kebon Agung berada di kecamatan Imogiri, Bantul

14. Desa Wisata Sambi

sambi
Foto: https://desawisatasleman.wordpress.com/
Suasana pedesaan yang nyaman dan tenang juga akan kita dapatkan di Desa Wisata Sambi. Lokasi desa wisata ini berada tidak jauh dari kawasan wisata Kaliurang yang notabene berada di lereng Gunung Merapi sehingga suasana pegunungan akan sangat terasa di desa ini
Desa wisata ini berada di jalan Kaliurang km. 19,2 dukuh Sambi, desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. Untuk menikmati suasana pedesaan yang segar, kita bisa berjalan berkeliling ditemani pemandu setempat. Di desa ini juga terdapat area outbond yang berada di Ledok Sambi di dekat Kali Kuning

sumber : http://www.yukpiknik.com/destinasi/desa-wisata-di-jogja/